Minggu, 19 September 2010

Pemandian Air Panas Ciater: Obyek Wisata Termahal di Jawa Barat bagiku....

Study Tour yang lalu, kami warga BE_eL mampir ke Obyek Wisata Air Panas Ciater, apa lagi Jawa Barat dan Wilayah lain di Nusantara ini, sudah mengenalnya. Karena obyek wisata ini, selain dijadikan sebagai sarana rekreasi keluarga, obyek wisata air panas Ciater ini juga dapat dimanfaatkan untuk kesehatan apa lagi buat kulitmu yang suka gatel-gatel.... Pasalnya berdasar hasil penelitian serta analisa Balneologi, sumber air hangat mineral yang ada mengandung Calsium, Magnesium, Chloride, sulfat, Thermo, Mineral, serta Hypertherma dengan kadar aluminium yang tinggi yaitu 38,5 equiv persen, dan keasamannya juga sangat tinggi yaitu PH : 2,45. Wuih coy!!!!!


Sementara suhu air panasnya yang berasal dari mata air sekitar 43 derajat Celsius – 46 Derajat Celsius. Sedangkan yang berada dalam kolam kadar temperaturnya mencapai 37 Derajat Celsius – 42 derajat celsius.Suhu air dinginnya bisa mencapai sekitar 8 – 10 Derajat Celsius. lokasi pemandian air panas ini berada di Desa Ciater, Kab. Subang, Jawa Barat, letaknya di lembah Ciater, ditengah perkebunan teh di kaki Gunung Tangkuban Perahu (Q jg mampir ke sana). Suhunya juga tidak terlalu dingin, hanya sekitar 20 Derajat Celsius secara maksimal, minimalnya 16 Derajat Celsius. Dengan menempati areal seluas 30 Ha aktif, dan 40 Ha pasif. Sungguh leluasa buat main air hangat kesana- kemari.


Bagi masyarakat tidak asing lagi terhadap pusat wisata Air Panas Ciater tersebut. Untuk menuju lokasi dapat dilakukan semua arah, dari Bandung-Ciater dengan jarak tempuh 32 Km, Lembang-Ciater 15 Km, Kawah-Ciater 7 Km, Subang – Ciater 30 Km, Jakarta-Ciater melalui arah puncak 212 Km, Jakarta-Ciater melalui Tol Cikampek-Bekasi 185 Km. Konon khabarnya mata air panas Ciater tersebut berasal daru kawah aktif Gunung Tangkuban Perahu (juga objek yang kami kunjungi)

Namun demikian mengenai harga tanda masuk ( tiket ) dikenakan sebesar Rp 14.000./kepala (per orang maksudnya, kalau perkepala nanti badannya ngga termasuk...). Itu baru terhitung harga tiket masuk obyek wisatanya. Tapi kalau masyarakat ingin mandi di kolam atau kamar mandi yang sudah disediakan pengelola sedikitnya mereka harus merogoh kocek sebesar Rp. 80.000/kepala. Hampir dipastikan disetiap sudut tempat sudah diberikan skat pembatas, sehingga bagi masyarakat yang ingin aman mandi, mereka harus mengeluarkan dan sebesar itu. Paling tidak untuk ukuran kolam sederahana sedikitnya Rp 20 ribu – Rp 55 ribu untuk sekali mandi.

Tentunya ini juga menjadi perhatian pengelola agar bisa menekan tiket masuk. Soalnya kalau masyarakat menengah kebawah, kemungkinan mereka tidak akan bisa masuk untuk mandi dengan aman. Mereka hanya bisa mandi dipinggiran sisa-sisa dari pembuangan air yang terdapat pada kolam maupun kamar mandi. Kadar kesehatannya juga belum terjamin. Pasalnya mereka mengambil sisa-sisa air dari pembuangan. Betapapun hasil analisa bahwa kadar air yang terkandung itu dapat menjanjikan bagi sebuah kesehatan.

Betapapun disana telah dibangun bungalaw, hotel, atau tempat-tempat peristirahatan lainnya, maupun berbagai sarana permainan anak sampai dewasa atau sarana olah raga seperti arum jeram, out bond (gilak, kereeen banget), serta sarana berbelanja dan masjid. Sungguhpun semua fasilitas sudah lengkap di areal seluas 70 Ha tersebut. Dan betapapun masyarakat tidak mempersoalkan masalah Tiket, namun paling tidak ada kelonggaran bila masyarakat yang ingin mandi disana, paling tidak ada perbedaan dari masyarakat berkantong tebal (banyak duwin maksudnya) dengan masyarakat ekonomi lemah.

Selain itu juga kadar keselamatan pengunjung masih belum optimal diberlakukan. Security yang bertugas masih belum bekerja maksimal (biasanya malah nongkrong2 waktu itu). Tentunya ini juga harus menjadi perhatian serius bagi pengelola, walau di obyek wisata tersebut sangat kecil untuk resiko kecelakan, namun perlu juga diantisipasi.



Dari D'C's Blog dan tambahan dari situs :http://www.madina-sk.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=2269